Ketua MUI Sebut Larangan Buka Puasa Bersama bagi Pejabat Pemerintah Tak Sesuai dengan Tradisi Keagamaan

- Jumat, 24 Maret 2023 | 04:06 WIB
Ketua Majelis Ulama Indonesia Cholil Nafis  (nu.or.id)
Ketua Majelis Ulama Indonesia Cholil Nafis (nu.or.id)

PERBARUI.COM - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholis Nafis menyebut larangan buka puasa bersama bagi pejabat dan pegawai pemerintah dinilai kurang tepat dan tidak sesuai dengan tradisi keagamaan kita.

Hal tersebut diungkapkan oleh Cholis Nafis dalam cuitannya di Twitter pribadinya @cholilnafis.

"Pelarangan acara buka puasa bersama meskipun hanya untuk instansi kurang tepat dan tak sesuai dengan tradisi keagamaan kita," ungkapnya.

Menurutnya, tradisi buka puasa bersama di bulan Ramadan tersebut merupakan tradisi yang baik. Bahkan tidak jauh berbeda dengan acara kodnangan pernikahan maupun konsolidasi.

Baca Juga: Din Syamsudin Nilai Larangan Buka Puasa Bersama bagi Pegawai Pemerintah Tidak Arif dan Adil

"Hamat saya buka puasa bersama itu baik dan tak beda dengan kumpul-kumpul kondangan, pertemuan dengan pendukung dan konsolidasi," tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin yang menilai larangan buka puasa bersama bagi pajabat pemerintah tersebut tidak arif dan tidak adil.

"Larangan Presiden Joko Widodo bagi pejabat instansi pemerintah untuk adakan buka puasa bersama seperti dalam edaran Menseskab Pramono Anung tidak arif dan tidak adil," kata Din Syamsudin, Kamis, 23 Maret 2023.

Menurutnya, larangan buka puasa bersama tersebut terkesan pemerintah tidak memahami makna dari buka puasa bersama di bulan Ramadan tersebut.

Baca Juga: Presiden Intruksikan kepada Pejabat-Pegawai Pemerintah Agar Buka Puasa Bersama Ditiadakan

Karena, lanjutnya, buka puasa bersama tersebut bisa dijadikan ajang meningkatkan silaturahmi serta adanya nilai positif untuk meningkatkan kerja dan kinerja Aparatur Sipil Negara.

Selain itu, Din Syamsuin menyindir Presiden Joko Widodo terkait diirinya yang kerap menggelar keramaian belakangan tersebut.

Karena dalam poin arahan Presiden tersebut larangan buka puasa bersama tersebut dilarang karena alasan masih ada bahaya Covid-19.

"Bukankah Presiden sendiri melanggara ucapannya sendiri dengan mengadakan acara pernikahan putranya yang mewah dan mengundang kerumunan? Begitu juga bukankah Presiden terkahir ini sering berada di tengah kerumunan?," tanya Din Syamsudin.

Baca Juga: Ketum PP Muhammadiyah Ajak Umat Islam Perkuat Persatuan dan Persaudaraan dalam Momen Ramadan Tahun Ini

Halaman:

Editor: Ali Ruhiyat

Sumber: Twitter @cholilnafis

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X