PERBARUI.COM - gelombang protes di Prancis semakin menjalar, ratusan ribu orang melakukan Aksi Unjuk Rasa untuk menekan pemerintah terkait rencana menaikkan usia pensiun.
Akibat rencana kebijakan tersebut, banyak masyarakat yang menolak rencana tersebut karena dinilai akan membuat orang bekerja lebih lama sebelum mendapatkan dana pensiun.
Akhirnya gelombang protes pun dilakukan sejak awal 2023. Para pekerja melakukan gelombang pemogokan nasional untuk menolak kebijakan tersebut.
Baca Juga: Rudal Rusia Hantam Fasilitas Jaringan Listrik Ukraina
Ketua Serikat Pekerja terbesar di Prancis CFDT Laurent Berger mengungkapkan jutaan orang turun ke jalan untuk mengikuti aksi protes menolak kebijakan usia pensiun dari 62 tahun menjadi 64 tahun.
"Saya berharap akan lebih banyak orang. Kami perlu massa yang besar," katanya dikutip dari Reuters.
Berger juga menyampaikan setidaknya 250 aksi protes telah direncakan untuk dilakukan di seluruh Prancis.
Baca Juga: Vladimir Putin Ucapkan Selamat Tinggal Pada Bisnis Asing Yang Meninggalkan Negaranya
"Ada semacam penghinaan (dari pemerintah). Tidak ada respons terhadap gerakan (sosial) ini dan seharusnya ada," ucapnya.
Disisi lain, Presiden Prancis Emmanuel Macron menilai kebijakan reformasi pensiun sangat perlu dilakukan untuk memastikan keberlangsungan sistem pensiun tersebut.
Menurut perkiraan Kementerian Tenaga Kerja Prancis, menambah dua tahun usia pensiun serta memperpanjang pembayaran iusar pensiun akan menghasilkan 17,7 miliar euro (sekitar Rp287,6 triliun).
Baca Juga: Rusia Pertanyakan Keterlibatan AS Dalam Ledakan Pipa Gas Nord Stream
Kementerian Tenaga Kerja Prancis mengatakan hal tersebut bisa membuat sistem pensiun akan mencapai titik impas pada 2027.
Para serikat pekerja menyampaikan ada cara lain untuk menjaga keberlangsungan sistem pensiun, seperti mengenakan pajak pada orang-orang super kaya, pemberi kerja, atau pensiunan kaya agar mau berkontribusi lebih.***
Artikel Terkait
Elon Musk Ingin Twitter Jadi Platform Jual Beli
US Tembak Bola Mata-Mata, China Beri Kecaman
Elon Musk, Pendiri Tesla dan SpaceX
Israel Pertimbangkan Memasok Iron Dome ke Ukraina
Proses Penyelamatan Masih Berlanjut di Turki Setelah Dilanda Gempa
Walikota Paris Larang Rusia di Olimpiade 2024
Bukan Hanya Balon Mata-Mata, AS Melihat China sebagai Kekhawatiran Utama
Rusia Pertanyakan Keterlibatan AS Dalam Ledakan Pipa Gas Nord Stream
Vladimir Putin Ucapkan Selamat Tinggal Pada Bisnis Asing Yang Meninggalkan Negaranya
Rudal Rusia Hantam Fasilitas Jaringan Listrik Ukraina