PERBARUI.COM – Dunia diramaikan dengan insiden bola mata-mata China yang ditembak oleh Washington akhir pekan lalu. China menjadi kekhawatiran utama AS, selalu menargetkan industri negeri Paman Sam serta lembaga pemerintah dengan melakukan mata-mata untuk mencuri data rahasia yang bersifat komersial dan pribadi.
“Ada sejarah panjang saling memata-matai. Ada tarian dan permainan yang dilakukan kedua belah pihak. Dalam kasus khusus ini, mungkin tangan orang China terjebak dalam toples kue,” ungkap Bonnie Glaser, pakar Asia dan direktur pengelola program Indo-Pasifik German Marshall Fund dilansir AP News pada Rabu, 8 Februari 2023.
China bukan satu-satunya yang menjadi perhatian AS, tetapi usahanya agar dapat menembus jaringan Amerika Serikat selalu lebih terselubung. Direktur FBI Christopher Wray sering mengatakan bahwa China mempunyai sistem program peretasan lebih besar dibandingkan negara lain. Wray mengungkapkan, China merupakan sebuah ancaman jangka panjang terhadap keamanan ekonomi serta nasional.
“Memiliki jangkauan dan kehadiran global yang Anda harapkan dari kepemimpinan sebuah negara besar, tetapi menolak untuk bertindak dan terlalu sering menggunakan kemampuannya untuk mencuri dan mengancam, bukannya untuk bekerja sama dan membangun,” tutur Wray dalam pidati tahun lalu dilansir AP News pada Rabu, 8 Februari 2023.
Pada tahun 2014, Departemen Kehakiman menuduh lima pejabat militer China dalam upaya peretasan perusahaan swasta untuk mengambil data rahasia dagang. Pada tahun berikutnya, China berhasil meretas informasi Kantor Manajemen Personalia, mencuri informasi perusahaaan asuransi perawatan kesehatan Inc, membobol jaringan komputer dari agen pelaporan kredit Equifax, dan berhasil mengumpulkan banyak data pribadi orang Amerika.
China telah banyak melakukan operasi spionase lainnya, dalam masalah teknologi pun AS sangat berhati-hati. Pejabat AS tengah mempertimbangkan aplikasi video Tiktok yang dimiliki oleh ByteDance dengan kekhawatiran bahwa China dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk mengumpulkan data pengguna. Pihak AS sebelumnya mengambil tindakan terhadap perusahaan teknologi Huawei dengan tuduhan memiliki kapasitas untuk mata-mata. Presiden AS Joe Biden pada bulan lalu berhenti untuk menyetujui perpanjangan lisensi beberapa perusahaan di AS yang menjual komponen ke perusahaan China.***