PERBARUI.COM - Tentunya masih segar di ingatan kita tentang kerusuhan yang terjadi di Sri Lanka bulan Juli yang lalu, dimana selama tiga bulan terakhir sejak April 2022 negara tersebut mengalami keterpurukan ekonomi yang sangat memprihatinkan. inflasi bergerak naik hingga 50% bahkan hampir menyentuh titik nadir. Kelangkaan makanan, bahan bakar, dan gagal bayar utang luar negeri hingga protes besar-besaran.
Demikian halnya dengan Argentina. Negara putih biru langit ini mengalami inflasi yang nyaris menyentuh 100 persen. Hal tersebut semakin diperparah dengan adanya "wholesale" stiker figuritas para pemain sepakbola yang berkaitan dengan Piala Dunia 2022.
Baca Juga: Kasus Oknum Polisi Curi Sepeda Motor di Medan Mendapat Respon Keras dari Mahfud per
Mengutip dari The New York Times, Selasa (11/10/2022), perusahaan asal Italia, Panini, adalah produsen stiker seukuran telapak tangan yang beredar di Argentina. Setiap ada Piala Dunia, stiker Panini pasti diminati rakyat Argentina. Namun tahun ini, terjadi sesuatu yang berbeda. Stiker figur tersebut menjadi langka yang berdampak harga stiker menjadi mahal.
Banyak media menyebut bahwa pembelian secara besar-besaran terhadap sesuatu barang yang tidak dianggap penting inilah menjadi salah satu penyebab Argentina diambang kebangkrutan. Utang luar negeri pun membengkak hingga 515 triliun rupiah.
Baca Juga: Menanti Kepulangan Jenazah Novita Kurnia Putri, Korban Penembakan di Texas, Amerika Serikat
Bukan itu saja, permintaan Dollar AS di Argentina juga semakin tinggi hingga menyebabkan terjadinya "Blue Dollar". Penukaran mata uang secara ilegal tersebut membuat pemerintah kewalahan untuk mengantisipasi keadaan yang semakin kacau.
Krisis yang melanda Argentina membuat nilai mata uang peso melemah hingga masyarakat menganggap uang tidak laku. Apabila uang tidak berharga lagi, maka metode jual beli akan kembali seperti jaman pra aksara, yaitu barter. Dan hal ini nyata dialami masyarakat Argentina.
Melansir dari CNBC.com, Bank Sentral Argentina, Banco Central de la República Argentina (BCRA) telah menaikkan suku bunga acuan negaranya hingga 550 basis poin (bps) pada 15 September 2022 lalu. Padahal tingkat inflasi per Agustus 2022 telah mencapai 78,5 persen.
Oleh karena itu, Presiden Argentina Alberto Fernandez pada Senin (10/10/2022) kembali merombak kabinetnya, dia menunjuk tiga perempuan untuk menjadi pemimpin di kementerian. Victoria Tolosa Paz akan menggantikan Juan Zabaleta di Kementerian Pembangunan Sosial. Raquel Olmos menjabat Kementerian Tenaga Kerja dan Ayelen Mazzina menempati Kementerian Perempuan, Gender dan Keanekaragaman.
Baca Juga: Aksi Keji Pria di Lampung Bunuh Ibu Kandung: Gara-Gara Tidak Diberikan Uang Rokok
Sementara itu, Presiden Joko Widodo juga turut menanggapi pergerakan inflasi per September 2022 yang sudah mencapai 5,95 persen. Jokowi menyatakan bahwa angka tersebut masih terkendali dan patut disyukuri. Mengingat, sejumlah negara justru mencatatkan lonjakan inflasi yang signifikan.
"inflasi masih terkendali setelah kenaikan BBM di angka 5,9 persen, ini tetap harus kita syukuri. Karena kalau kita bandingkan di Argentina sudah 83,5 persen," kata Jokowi dalam acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center, Selasa (11/10).
Artikel Terkait
Bak Dunia Terbalik, Banyak Wanita Di Zimbabwe Perkosa Pria Untuk Pesugihan
Iran Mengesahkan Cryptocurrency, Langkah Besar Untuk Menghindari Sanksi AS
Reformasi UU, Jepang Siap Pungut Pajak Cryptocurrency
Mata Uang Inggris Merosot Tajam Ke Level Terendah
Konflik Turki dan Yunani di Kawasan Semenanjung Laut Aegea Semakin Memanas