PERBARUI.COM – AS rilis kerika jet Rusia Su-27 Flanker tabrak Drone miliknya di atas Laut Hitam.
Dilansir theguardian.com pada Kamis, 16 Maret 2023, video yang dirilis oleh Pentagon memperlihatkan detik-detik sebelum seorang pejuang dari Rusia menabrak Drone Reaper AS seharga $32 juta.
Rekaman menunjukkan jet Su-27 Flanker membuat dua lintasan berdekatan dengan Drone MQ-9 Reaper tanpa awak dengan menyemprotkan bahan bakar di bagian depan yang dianggap sebuah taktik pelecehan menurut para ahli AS.
Baca Juga: Vladimir Putin Perbarui Elit Rusia Mengenai Operasi Militer Khusus di Ukraina
Terjadi kerusakan cukup serius terlihat sayap baling-baling menjadi bengkok, sulit bagi Angkatan Udara AS memaksakan pesawat tak berawak itu turun.
Jatuh ke wilayah perairan internasional di Laut Hitam dan pejabat senior Rusia menuturkan bahwa mereka berharap untuk bisa menyelamatkannya.
Pejabat AS menambahkan bahwa tidak ada konfirmasi niat pilot Rusia atau apakah hal tersebut dimaksukan untuk menyerang Reaper.
Dalam penjedaan citra, dimungkinkan bahwa Su-27 telah dipersenjatai setidaknya empat rudal dan kemungkinan besar melakukan pengawasan serta pengintaian berhubungan konflik di Ukraina.
Baca Juga: Dukungan AS Terhadap Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin Tetapkan Tujuan Tahun Kedua Invasi
Pejabat angkatan udara AS mengemukakan bahwa pada awal pekan ini jet terbang mendekati Drone 19 kali dan telah menyemprotkan bahan bakar jet setidaknya tiga atau empat kali terakhir.
Moskow membantah tuduhan AS dan menegaskan bahwa Drone tersebut jatuh dari langit ketika melakukan maneuver yang tajam serta terbang ke wilayah Krimea yang telah diduduki Rusia sejak tahun 2014.
“Rekaman itu menunjukkan dua lintasan yang sangat dekat dan tidak profesional pada sudut serangan yang signifikan, yang sejalan dengan klaim AS bahwa pilot Rusia yang terlibat dalam tabrakan itu terbang dengan sembrono dan secara tidak sengaja bertabrakan dengan MQ-9,” ungkap Justin Bronk yang merupakan seorang analis penerbangan dengan thinktank Rusi dilansir theguardian.com pada Kamis, 16 Maret 2023.
Anatoly Antonov, duta besar Rusia untuk AS mengatakan bahwa peristiwa tersebut dianggap sebagai suatu provokasi dan menuduh AS telah memasok intelijen ke Ukraina.***