PERBARUI.COM – Rusia akan hentikan perbaikan proyek pipa gas Nord Stream yang rusak di bawah laut Baltik.
pipa Nord Stream 1 dan 2 dibangun oleh Gazprom, masing-masing diantaranya terdiri dari dua pipa yang dikontrol oleh Moskow.
Pada bulan September tahun lalu tiga pipa diantaranya pecah akibat ledakan, tetapi Nord Stream 2 tetap utuh.
Invasi yang dilakukan presiden Vladimir Putin ke Ukraina meningkatkan ketegangan hubungan Moskow dan Barat, membuat Nord Stream 1 terhenti dan mendapat pencegahan serta kritik dari Washington dan Kyiv karena akan membuat Jerman ketergantungan terhadap Rusia.
Baca Juga: Rusia Pertanyakan Keterlibatan AS Dalam Ledakan Pipa Gas Nord Stream
Gazprom menuturkan secara teknis perbaikan Nord Stream terhenti, tetapi Moskow melihat adanya prospek hubungan dengan Barat yang cukup membaik di masa yang akan datang mengenai jaringan pipa yang diperlukan.
Dilansir Reuters pada Sabtu, 4 Maret 2023, Eropa dengan drastis memangkas impor energi dari Rusia setahun terakhir, ekspor Gazprom (GAZP.MM) dengan kendali negara di luar bekas Uni Soviet hampir setengahnya pada tahun 2022 mencapai titik terendah.
Sumber lain mengatakan kemungkinan pengaktifan kembali Nord Stream yang rusak di masa mendatang serta tengah mempertimbangan dari sudut pandang konservasi.
Baca Juga: Rusia Lakukan Invasi Maju Menuju Ukraina Timur
"Sepengetahuan kami sebagai pemegang saham minoritas, belum ada keputusan yang dibuat, baik untuk atau menentang pemulihan garis," ungkap juru bicara E.ON Jerman (EONGn.DE) salah satu pemilik saham di Nord Stream AG dilansir Reuters pada Sabtu, 4 Maret 2023.
Rusia menuduh Barat dibalik ledakan pipa Nord Stream tersebut tanpa memberikan bukti karena sebuah postingan jurnalis investigasi AS Seymour Hers, menyatakan bahwa Amerika Serikat bertanggung jawab atas ledakan tersebut, namun Washington membantah tegas dan itu merupakan hal fiksi.
Disisi lain Denmark, Jerman, dan Swedia belum tengah melakukan investigasi dan belum menemukan mengenai siapa yang harus bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Jerman menangguhkan regulator pengesahan proyek tersebut beberapa hari sebelum Rusia melakukan invasi ke Ukraina, Polandia juga telah berhenti untuk membeli gas dari Moskow.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menuturkan pada Jumat mengenai harapan Rusia mendirikan pusat gas di Turki dan tidak lagi mengandalkan Barat untuk mitra energi.***