PERBARUI.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin membatalkan perjanjian dengan Amerika Serikat mengenai senjata nuklir.
Pembatalan perjanjian mengenai senjata pembatasan senjata nuklir menjadi sesuatu yang membahayakan.
Dilansir Reuters pada Selasa, 21 Februari 2023, analis keamanan mengungkapkan, ini akan memperumit kalkulus rumit yang menjadi dasar pencegahan hubungan timbal balik kedua negara, sehingga memacu kekuatan negara lain seperti China, India dan Pakistan untuk membangun senjata nuklir mereka.
Baca Juga: Vladimir Putin Perbarui Elit Rusia Mengenai Operasi Militer Khusus di Ukraina
Moskow tidak mengabaikan mengenai perjanjian start baru yang telah ditandatangani tahun 2010 untuk membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis oleh Rusia dan AS.
Perjanjian tersebut tidak berisi mengenai ketentuan kedua negara dalam menangguhkan partisipasinya dan Rusia hanya memiliki opsi penarikan diri.
Putin menegaskan bahwa akan melanjutkan diskusi jika senjata nuklir Prancis dan Inggris juga diperhitungkan yang akan membutuhkan penulisan ulang perjanjian dengan lengkap.
Baca Juga: Dukungan AS Terhadap Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin Tetapkan Tujuan Tahun Kedua Invasi
William Alberque, Direktur Strategi Teknologi, dan Pengendalian Senjata di Institut Internasional untuk Studi Strategis mengemukakan bahwa pihak Moskow mengambil keputusan hidup tanpa start baru dengan berusaha menyalahkan AS.
"Mereka telah membuat perhitungan bahwa perjanjian itu akan mati. Upayanya adalah untuk membebankan kerugian yang sebenarnya pada Amerika Serikat," katanya dilansir Reuters pada Selasa, 21 Februari 2023.
Federasi Ilmuwan Amerika mengemukakan bahwa Rusia diperkirakan memiliki 5.977 hulu ledak nuklir sedangkan AS memiliki 5.428.
Baca Juga: Rusia Lakukan Invasi Maju Menuju Ukraina Timur
Putin membenarkan Rusia dengan menegaskan bahwa tidak masuk akal bagi AS menuntut hak pemeriksaan situs nuklirnya sebagaimana diizinkan dalam perjanjian, di sisi lain NATO membantu Ukraina menyerang mereka.
Penyerangan yang dimaksud merujuk pada serangan Ukraina di bulan Desember tepatnya di lapangan terbang Engels dekat Saratov, 730 km (450 mil) dibagian tenggara Moskow, merupakan tempat pesawat pembom strategis Rusia berpangkalan.