PERBARUI.COM - Toxis parents merupakan salah satu jenis pola asuh di mana orang tua selalu menginginkan keinginan dan kemauannya dituruti oleh anak tanpa memikirkan perasaan serta kurang menghargai hak berpendapat pada anak.
Bahkan, tidak jarang toxic parents melakukan kekerasa verbal pada anak dengan mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak diterima oleh anak.
Pola asuh toxic parents akan banyak memengaruhi kondisi anak, seperti hubungan orang tua dan anak yang menjadi kurang baik.
Tidak hanya itu, pola asuh toxic parenting juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental anak, seperti gangguan kecemasa, stres, dan rasa percaya diri yang rendah.
Baca Juga: Bingung Mengelola Uang THR? Baca Dulu 5 Buku tentang Keuangan Berikut Ini
Lalu, bagaimana sebaiknya kita sebagai anak menyikapi hal ini? Berikut adalah cara menyikapi toxic parents bagi anak.
Empati: Hurt People hurt people
Orang yang tersakiti dan masih menyimpan luka cenderung akan meneruskan luka itu ke orang lain bisa dalam yang lain dan ke orang yang tidak tahu apa-apa secara sadar atau tidak sadar.
Sama halnya dengan kasus toxic parents ini, banyak ortu yang mungkin bersikap toxic pada anaknya bahkan tanpa mereka sadari. Dan hal itu bisa jadi dikarenakan mereka juga mendapatkan perlakuan yang sama dari ortu mereka dulu.
Dalam hal ini juga bisa jadi ortu kita pun belum pulih dari luka yang mereka terima dari ortu mereka yang secara sadar atau tidak sadar diteruskan ke kita dalam bentuk perilaku toxic.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Orang Jadi Suka Menyendiri
Sebagai anak, kita perlu berusaha memahami bagaimana kalau kita jika ada di posisi ortu (empati). Tapi, perbuatan toxic tetap toxic, abusive tetap abusive.
Hanya karena kita pernah tersakiti bukan berarti kita berhak meneruskan luka kita ke orang lainnya lagi atau memperlakukan orang lain dengan cara yang sama seperti kita pernah diperlakukan.
Hanya karena kita pernah tersakiti bukan berarti ketika kita menyakiti orang lainnya lagi lantas perbuatan kita jadi bisa dibenarkan atau dimaklumi.